Manajemen - IPB University

Tips dan Trik Menembus Jurnal Scopus! – Sharing Experience Dr. Mukhamad Najib

Dr. Mukhamad Najib membagikan tips dan trik berdasarkan pengalaman pribadi menembus Jurnal Scopus. Kegiatan Sharing Experience ini dilaksanakan pada Hari Rabu, 21 April 2021 yang lalu via zoom dan dihadiri oleh para dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB serta mahasiswa pascasarjana. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Ketua Departemen Manajemen Dr. Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM dan dimoderatori oleh Stevia Septiani, SE, M.Si.

“Menulis jurnal scopus itu susah, tapi ga susah-susah amat”, ungkap Dr.Najib di awal acara. Beliau membagikan pengalamannya termasuk kiat-kiat menulis jurnal, mulai dari motivasi menulis, strategi menulis jurnal, mencari dan memilih jurnal serta strategi submit manuscript.

Menembus jurnal scopus adalah pencapaian tersendiri bagi seorang akademisi, apalagi bagi seorang dosen yang memiliki kewajiban meneliti dan menulis. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 92 Tahun 2014 menyatakan bahwa Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Hal ini lah yang secara umum membedakan dosen dengan guru.

Untuk dapat menulis, seorang akademisi tentunya harus melakukan penelitian terkait dengan materi yang akan ditulisnya. Banyak orang yang berpendapat bahwa biaya penelitian itu mahal. Tapi, betulkah demikian? Dr. Najib pun menjabarkan penggolongan biaya penelitian menjadi dua, yaitu Monetary Cost (yang bisa bersumber dari Grant, Cooperation, ataupun self funding), serta Non-Monetary Cost (berupa Knowledge, Strategy, dan Effort). Golongan kedua dari biaya penelitian ini justru menjadi hal yang sangat penting bagi seorang peneliti dan akan sangat mempengaruhi besarnya biaya penelitian secara keseluruhan.

Dan mengapa menulis di jurnal scopus? Jawabannya adalah tentu saja karena jurnal scopus menjadi persyaratan akademik bagi dosen. Dan bila jurnal scopusnya adalah jurnal yang bagus, maka alasan lainnya adalah karena dapat meningkatkan kredibilitas ilmuwan/reputasi personal universitas, dapat berdialektika dengan ilmuwan internasional dan membuka peluang interaksi dan kolaborasi dengan ilmuwan internasional.

Dr. Najib juga ‘membeberkan’ strateginya dalam menulis jurnal scopus. Terinspirasi dari tiga buku ‘From Imitation to Innovation  yang masing-masing ditulis oleh Kiyonori Sakakibara, Linsu Kim, Geoarge S.YIP & Bruce McKern; berikut adalah tahapan-tahapan menulis yang dapat dilakukan: Find –> Learn –> Copy –> Improve, Re-write –> Publish.

Secara lebih detil, berikut kiat memulai penulisan:

Inspirasi menulis bisa datang dari banyak hal. Bagi Dr. Najib yang merupakan pakar di bidang manajemen dan marketing, berikut adalah jurnal-jurnal yang dapat menjadi sumber inspirasi:

Setelah banyak membaca dan mulai menulis, peneliti menyadari bahwa menulis artikel kelas dunia itu tidaklah mudah. Karenanya, Dr. Najib menyarankan untuk belajar dari mereka yang berpengalaman, dan tak perlu malu mencari mentor.

Beberapa jenis jurnal scopus, alur publication process dan beberapa tools yang diperlukan sebelum submit jurnal:

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat submission proses, yaitu: siapkan cover letter yang menarik, tiap jurnal punya kebijakan yang berbeda, termasuk format dan style, jurnal yang bereputasi umumnya menggunakan online system, jangka waktu submit dan respon pertama berbeda-beda, dan perhatikan semua persyaratan submit pada bagian ‘instruction for author’.

Kegiatan sharing experience pun ditutup dengan sesi diskusi Dr Najib dan para peserta yang sedari awal antusias menyimak pengalaman serta tips dan trik menembus jurnal Scopus. Semoga kegiatan ini dapat terus memantik semangat para peserta yang hadir untuk dapat terus menghasilkan naskah yang berkualitas. Semangat menulis! NZ

Translate »