Merancang Program Kolaborasi, Departemen Manajemen FEM, FDG Program Dosen Mengabdi Lingkar Kampus
MERANCANG PROGRAM KOLABORASI, DEPARTEMEN MANAJEMEN FEM
MENGUNDANG PEMERINTAH DESA BENTENG DAN DESA CIBADAK DALAM FGD
PROGRAM DOSEN MENGABDI LINGKAR KAMPUS
Bogor, 20 Maret 2024. Sebagai salah satu dari Tridharma Perguruan Tinggi, dosen perlu melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Program dosen mengabdi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada dosen untuk beraktivitas membantu masyarakat tertentu dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Dosen mengabdi juga merupakan bentuk respon aspirasi dari stakeholder dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi stakeholder. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat, khususnya di sekitar kampus.
Dalam rangka merancang program Dosen Mengabdi Lingkar Kampus tahun 2024, Departemen Manajemen mengundang pemerintah Desa Benteng dan Desa Cibadak dalam sebuah forum FGD yang dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Maret 2024 di Ruang Rabuan Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Kampus IPB Dramaga. Hadir dalam FGD tersebut Kepala Desa Cibadak Ibu Liya Muliya didampingi Sekretaris Desa Ibu Maria Ulfah dan Ketua BUMDES Cibadak Mandiri Bapak Deni. Sedangkan dari desa Benteng hadir Ketua Desa Wisata Benteng Bapak Wahyu Syarif Hidayat, Ketua Gapoktan Benteng Makmur Bapak Supardi, Ketua Forum UMKM Desa Benteng Ibu Agus Murtini, dan Bapak Suhaedi Pengurus BUMDES SAKINAH Desa Benteng. FGD dipimpin oleh Plt. Ketua Departemen Manajemen, Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM dan diikuti oleh dosen-dosen departemen Manajemen yang hadir secara luring maupun daring.
Dalam sambutannya Ibu Hardiana menyampaikan perlunya menjalin kerjasama dengan Desa Lingkar Kampus sebagai wahana tridharma perguruan tinggi. “Kerjasama dengan kedua desa, yaitu Desa Benteng dan Desa Cibadak perlu dilanjutkan untuk dapat semakin memberikan dampak bagi kemajuan masyarakat”. Lebih lanjut Bu Hardiana menyampaikan “Departemen Manajemen akan memilih beberapa program prioritas yang akan dilaksanakan tahun 2024 dengan membahasnya lebih lanjut dalam forum kelompok dosen”
Setelah sambutan Plt. Ketua Departemen Manajemen, masing-masing desa diberikan kesempatan untuk memaparkan kondisi terkini desa meliputi potensi, permasalahan dan harapan kerjasama dengan Departemen Manajemen. Pemaparan pertama disampaikan oleh Ibu Liya, Kepala Desa Cibadak. Dalam paparannya Ibu Liya menyampaikan Desa Cibadak mempunyai potensi wisata Gunung Karst Ciampea yang bukan hanya menarik dari sisi geologi dan pemandangan juga mempunyai nilai sejarah. Namun saat ini pengelolaannya masih jauh dari optimal. Program pengembangan UMKM juga belum berjalan baik, khususnya untuk mendukung program wisata. Desa Cibadak belum mempunyai ikon produk UMKM yang dapat diandalkan. Terdapat potensi air bersih yang sudah mulai dikelola, perlu pendampingan dalam operasionalisasinya. Permasalahan lain adalah soal pengelolaan sampah. Desa Cibadak berencana untuk mendirikan Bank Sampah sebagai bagian dari upaya mengelola sampah yang lebih baik.
Selanjutnya pemaparan dari Desa Benteng disampaikan oleh keempat perwakilan yang hadir. Pada kesempatan pertama, Bapak Wahyu, ketua pokdarwis Desa Wisata Benteng menyampaikan bahwa Desa Wisata Benteng sudah mengalami perkembangan yang baik. Pada tahun 2023, desa wisata Benteng mendapat program desa Brilian dari Bank BRI, dan dilakukan pembangunan infrastruktur. Konsep wisata yang diusung adalah Agroeduwisata. Meskipun sudah mulai dikenal melalui eksposure media, namun jumlah kunjungan belum meningkat seperti yang diharapkan. Sehingga perlu dicari terobosan baru untuk meningkatkan daya tarik wisata.
Terkait permasalahan UMKM, dari jumlah UMKM yang tergabung dalam forum sebanyak 30, hanya dua yang cukup berkembang yaitu susu kedelai dan kampung casava. Perlu pendampingan UMKM, khususnya UMKM baru seperti produsen kentang mustofa, tahu bakso, tahu, dan bawang goreng. Tujuan pendampingan UMKM agar UMKM dapat naik kelas, yang goal-nya adalah berupa peningkatan omzet dan keuntungan usaha. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian antara lain terkait pencatatan keuangan, pemasaran dan promosi.
Kedua desa menghadapi masalah yang sama terkait pengelolaan sampah. Selain sebagai masalah, sampah juga berpotensi untuk diolah menjadi produk yang berguna. Pengelolaan sampah di salah satu wilayah di Desa Benteng dapat menjadi benchmark untuk pengembangan di tempat lainnya baik di Desa Benteng maupun Desa Cibadak. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah pemasaran untuk produk-produk hasil olahan sampah.
Perwakilan kedua desa juga menyampaikan tentang keterlibatan mahasiwa dalam kegiatan pengabdian masyarakat di desa. Hal ini penting dan bahkan menjadi salah satu syarat kegiatan pengabdian masyarakat di lingkar kampus.
Pada akhir sesi, mengerucut beberapa alternatif pilihan program yang akan dijalankan pada tahun 2024. Untuk desa Cibadak ada pilihan kegiatan: 1) pengembangan wisata gunung karst Ciampea, 2) pendampingan usaha air bersih, 3) pengolahan sampah terpadu, dan 4) pembentukan wadah UMKM dan pengembangannya. Sedangkan untuk Desa Benteng beberapa pilihan program : 1) rebranding desa wisata benteng, 2) pemasaran olahan sampah, 3) pendampingan UMKM untuk branding, kemasan dan keuangan, 4) pengembangan pertanian dengan konsep circular economy. Sebelum ditutup, Plt. Ketua Departemen Manajemen merangkum beberapa usulan program dan mempersilakan para dosen untuk membentuk kelompok dan mengajukan proposal program sesuai dengan minat. Acara kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama para peserta FGD. (NH, Maret 2024).