Menciptakan Inovasi Produk pada UMKM Kampung Gunung Leutik Desa Benteng
Menciptakan Inovasi Produk pada UMKM Kampung Gunung Leutik Desa Benteng
Bogor, 13 Juli 2022 โ Departemen Manajemen FEM IPB melanjutkan kegiatan pelatihan untuk UMKM Kampung Gunung Leutik dalam rangka Program Dosen Mengabdi dengan mengangkat topik โMenciptakan Inovasi Produk pada UMKMโ. Kali ini menghadirkan narasumber dari luar Departemen Manajemen yaitu Dr. Ir. Tjahja Muhandri, MT dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Teknologi Pertanian, selain narasumber dari Departemen Manajemen yaitu Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc. Pelaksanaan kegiatan pelatihan secara luring di lokasi Komunitas Pendidik Nusa, Desa Benteng Kecamatan Ciampea. Kegiatan ini diikuti 11 UMKM di lingkungan Kp. Gunung Leutik, tepatnya Asten yang menjadi target binaan. Kegiatan yang berlangsung sekitar pukul 09.00 โ 12.30 WIB ini bertujuan memberikan wawasan dan ilmu kepada para pelaku UMKM untuk membuat dan mengembangkan inovasi produk.
Dr. Ir. Tjahja Muhandri, MT yang biasa disapa dengan Pak Cahyo menyampaikan yang dimaksud inovasi produk adalah produk yang mampu memberikan nilai tambah. Ada tiga kelompok inovasi, yaitu inovasi jenis produk seperti pembuatan mie dari jagung yang bebas gluten dan parboiled rice untuk konsumen penderita diabetes. Inovasi ukuran produk, seperti dari roti ukuran besar (standar) menjadi ย roti unyil untuk kemudahan makan dan bentuk yang unik. Dan inovasi keawetan produk seperti kemasan asinan Bogor dengan plastik biasa untuk konsumen lokal menjadi kemasan dengan plastik khusus untuk konsumen jauh dan nasi padang instan untuk konsumen jauh.
Pak Cahyo menyebutkan ada dua hal yang mendorong inovasi produk yaitu untuk memenuhi keinginan konsumen (market driven product) dan memanfaatkan teknologi yang berkembang (technology driven product). UMKM umumnya mengalami kesulitan/permasalahan dalam mengembangkan inovasi produk. Pak Cahyo memberikan beberapa kiat untuk menyaring ide kreatif produk yaitu 1) siapa yang akan membeli (market)? ; untuk kebutuhan apa?, segmen pasar yang mana?, 2) bahan baku; apakah cukup?, etis?, 3) teknologi; apakah ada (tersedia)?, apakah bisa dalam skala yang layak?
Sesi Pak Cahyo diakhiri dengan diskusi dan pertanyaan dari peserta pelatihan. Beberapa pertanyaan dari peserta antara lain bagaimana membuat keripik empuk, renyah dan awet renyahnya; bagaimana pindang ikan bisa tahan/awet lebih dari dua hari; dan bagaimana kemasan yang baik. Pak Cahyo menjelaskan untuk membuat keripik singkong yang empuk dan renyah, dimulai dari pemilihan jenis singkong yang bagus dan cukup matangnya. Segera diolah setelah dipanen (tidak boleh lebih dari 2 hari). Sebaiknya langsung diiris diatas wajan penggorengan, tidak direndam terlebih dahulu. Agar rasa asin merata, ditambahkan air garam saat digoreng. Jika diinginkan rasa manis, selain ditambahkan gula pasir juga ditambahkan gula cair. Ada baiknya menambahkan silica gel dalam kemasan agar keripik awet renyahnya.
Materi dilanjutkan dengan paparan dari Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc, Dosen Departemen Manajemen dari Divisi Pemasaran. Pak Jono menjelaskan bahwa produk baru diperlukan diantaranya karena adanya perubahan selera dan perilaku konsumen. Untuk menciptakan produk baru yang sukses harus memahami konsumen, pasar, dan pesaingnya serta mampu mengembangkan produk yang memberikan nilai unggul untuk konsumen. Tahapan dalam mengembangkan produk baru : menggali ide, menyaring ide, pengujian dan pengembangan konsep, pengembangan strategi pemasaran, analisis bisnis, pengembangan produk, uji pasar, dan komersialisasi.
Ide produk bisa diperoleh dari perenungan, masukan dari pelanggan, perkembangan pesaing, masukan dari distributor dan dari pemasok. Selanjutnya penyaringan ide dilakukan dengan mempertimbangkan ukuran pasar, perkiraan harga produk, waktu dan biaya pengembangan, biaya pembuatan, dan tingkat pengembalian modal. Ide yang terpilih selanjutnya dikembangkan menjadi konsep produk alternatif. Konsep produk diuji pada sekelompok pasar sasaran untuk dipilih satu yang terbaik.
Bagian selanjutnya adalah pengembangan strategi pemasaran. Terdapat tiga bagian yaitu gambaran umum, gambaran tahun pertama dan gambaran jangka panjang. Pada gambaran umum dijelaskan pasar sasaran, rencana penempatan posisi produk, penjualan, pangsa pasar dan rencana laba. Pada tahun pertama meliputi rencana harga, rencana distribusi dan rencana anggaran pemasaran. Sedangkan gambaran jangka panjang meliputi sasaran penjualan, sasaran laba, dan strategi 4P (Produk, Place/tempat, Price/harga, Promosi). Kemudian analisis bisnis dilakukan dengan menilai apakah proyeksi penjualan, biaya, & keuntungan sesuai dengan tujuan perusahaan? Jika tidak, sisihkan konsep produk. Jika ya, lakukan pengembangan produk. Pada tahap pengembangan produk, konsep produk dikembangkan menjadi produk fisik dan dibuat prototype (bentuk dasar). Prototype harus memiliki gambaran fisik yang sesuai dan membawa karakter psikologis.
Sebelum tahap komersialisasi, perlu dilakukan uji pasar. Produk dan program diperkenalkan dalam situasi pasar yang lebih nyata. Uji pasar tidak perlu dilakukan untuk semua produk. Kadang-kadang uji pasar berbiaya mahal dan memakan waktu, namun lebih baik dilakukan daripada membuat kesalahan pemasaran yang besar. Tahap terakhir adalah tahap komersialisasi dengan mengenalkan produk baru ke pasar luas. Perlu dipilih kapan waktu terbaik untuk mengenalkan produk dan dimana produk baru diluncurkan. (NH, 2022)