Motivasi dan Peran Sumber Daya Manusia dalam Pengembangan UMKM Gunung Leutik
Motivasi dan Peran Sumber Daya Manusia dalam Pengembangan UMKM Gunung Leutik
Bogor, 29 Juni 2022. Departemen Manajemen FEM IPB University kembali melanjutkan Program Dosen Mengabdi dan Proyek di Desa sesi ke-3 yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Juni 2022 pukul 09.00-12.00 WIB di Kampung Gunung Leutik RT 06/RW 05, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Kegiatan diisi dengan pemaparan materi dan sharing session mengenai “Motivasi dan Peran Sumber Daya Manusia dalam Pengembangan UMKM” oleh ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd., dan ibu Andita Sayekti S.T.P., M.Sc. secara hybrid yang diikuti oleh sebanyak 11 UMKM target binaan.
Pada kesempatan kali ini, ibu Andita mengawali pemaparan materinya dengan menanyakan terkait kendala-kendala yang dihadapi UMKM saat sebelum dan sesudah pandemi, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan kekuatan dan kelemahan masing-masing UMKM. Hal ini perlu diketahui oleh masing-masing pelaku usaha untuk dapat menentukan upaya apa saja yang harus dilakukan guna menyesuaikan diri untuk pengelolaan usaha ke depannya. Terlebih lagi, sebagian besar pelaku UMKM ini masih belum stabil usahanya. Dengan demikian, apa yang disampaikan oleh ibu Andita dan ibu Rahma dapat memberikan motivasi para pelaku UMKM untuk memantapkan diri guna melakukan berbagai upaya dalam memajukan usahanya.
Motivasi terkait dengan dorongan, dari dalam maupun luar pribadi seseorang. Materi terkait fungsi motivasi yang disampaikan oleh Ibu Andita merujuk pada teori motivasi oleh Maslow yang diikuti dengan pembahasan peran sumber daya manusia melalui modal insani KSA (knowledge, skill, attitude). Ibu Andita juga menambahkan pemaparan bagaimana seseorang dapat mengelola dirinya dengan menciptakan kepribadian yang unggul. Kepribadian yang unggul dapat tercermin dari keteladanan yang baik, spiritual yang tinggi, moral yang baik, dan kepeduliaan terhadap lingkungan. Untuk mencipatkan kepribadian ini, maka seseorang harus dapat mengenali kekuatan dan kelemahannya, baik melalui kesadaran diri sendiri, penilaian orang lain, dan referensi keilmuan. Empat kelompok kerpibadian yang dapat menjadi acuan untuk menilai kepribadian seseorang, yakni sanguinis, melankolis, koleris, dan plegmatis. Melalui pengenalain kepribadian ini, pelaku usaha dapat mengenali kompetensinya dan melakukan penyesuaian diri dengan orang yang dihadapi, baik dari karyawan, pelanggan, atau pihak lainnya. Namun, kepribadian ini tidak selamanya sama, karena dapat berubah seiring dengan perubahan usia, pengalaman, proses belajar, posisi dalam pekerjaan, status sosial, dan kondisi lingkungan. Meskipun demikian, hal ini perlu dikenali dan disesuaikan serta dikendalikan oleh individu sehingga kepribadian unggul dapat tercipta.
Kemudian Ibu Andita juga memaparkan bagaimana langkah-langkah mendefinisikan kekuatan dan kelemahan dari suatu usaha, dilanjutkan dengan tips untuk memiliki jiwa wirausaha dan menumbuhkan mental wirausaha. Ibu Andita juga memberikan gambaran dengan berbagai ilustrasi gambar yang menyatakan bahwa seorang entreprenuer itu bukan hanya seseorang yang berdagang saja. Namun, seseorang entrepreneur atau wirausahawan adalah sesorang yang memiliki bisnis, jiwa kreatif, inovatif, dan bermental baja sehingga tidak akan menyerah jika mengalami kesulitan dan kegagalan. Mensyukuri apa yang ada, mengusahakan apa yang diyakini baik, dan menyakini bahwa rejeki tidak akan salah alamat.
Ibu Rahma melalui media zoom kemudian menambahkan berbagai pengalamannya dalam menghadapi berbagai pelanggan yang kadang-kadang tidak sesuai harapan. Kesabaran dan kelapangan dada yang luas perlu dimiliki oleh seorang pengusaha, meskipun penolakan sering dialami. (NHI/NH, 2022)