Manajemen - IPB University

Dosen Manajemen FEM IPB Memberikan Pelatihan Pengemasan dan Branding untuk Produk UMKM Asten Jaya Desa Benteng

DOSEN MANAJEMEN FEM IPB MEMBERIKAN PELATIHAN PENGEMASAN DAN BRANDING

UNTUK PRODUK UMKM ASTEN JAYA DESA BENTENG

 

Bogor, 11 Juni 2022 – Departemen Manajemen FEM IPB melakukan kegiatan perdana Dosen Mengabdi dan Proyek di Desa dengan topik “Pengemasan Produk yang Menarik dan Branding” dengan narasumber Dr. Ir. Jono M. Munandar dan Nurul Hidayati, S.E., M.Si. Kegiatan ini diikuti 12 UMKM di lingkungan Kp. Gunung Leutik, tepatnya Kp. Asten yang menjadi target binaan. Kegiatan yang berlangsung sekitar pukul 09.30 – 12.00 WIB ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan peningkatan kepedulian para pelaku UMKM mengenai pentingnya pengemasan dan branding produk.

Dr. Jono menyampaikan pentingnya branding sebagai pengantar. Sebanyak 12 UMKM ini ternyata belum memiliki nama bersama sebagai identitas grup, padahal nama ini menjadi syarat utama untuk memperkenalkan diri. Pada kesempatan ini, UMKM di Kp. Asten bersepakat memilih nama Kelompok UMKM Asten Jaya, dengan yel-yel penyemangat “Asten Jaya, Maju – Maju – Maju”. Nama ini akan menjadi identitas UMKM dalam memasarkan produknya, baik di kemasan, wadah, atau hal-hal lain yang melekat pada pemasaran produk.  Lebih lanjut, disampaikan materi mengenai  tingkatan produk guna memberikan pemahaman produk dan produk yang diharapkan, mulai dari tingkatan produk utama/manfaat inti, produk dasar, produk yang diharapkan, dan produk yang ditingkatkan manfaatnya. Melalui materi yang pertama ini, UMKM dapat melakukan evaluasi, produk yang mereka produksi selama ini masih pada tingkatan mana, sehingga bisa menjadi dasar untuk melakukan perubahan.

Materi selanjutnya mengani keputusan pembeli. Seorang pembeli akan melakukan pembelian suatu produk dengan melakukan pengenalan produk dan pencarian informasi mengenai produk tersebut. Dengan demikian, seorang penjual harus menyediakan hal-hal tersebut, mulai dari penyediaan atribut produk yang jelas, pemberian merek, pengemasan yang menarik, pelabelan, hinggan memberikan layanan dukungan produk pasca pembelian. Hal ini untuk mempermudah dan memberikan keyakinan kepada pembeli akan informasi dan kualitas produk yang diproduksinya.

Kekuatan merek menjadi bentuk dampak merek yang dibuat, apakah memberikan efek positif atau negatif. Dr Jono menyampaikan, efek positif yang khas (berbeda) ketika mengenal merek merupakan respon pelanggan terhadap suatu produk, sehingga akan memberikan kesadaran dan loyalitas merek yang lebih serta landasan bagi relasi pelanggan yang menguntungkan dan kuat. Kekuatan merek ini dapat dilakukan dengan melalui strategi penempatan posisi merek yang tepat, pemilihan nama merek, sponsor merek (merek manufaktur, pribadi, perizinan, atau Bersama), dan pengembangan merek (perluasan lini produk, perluasan merek, multi/banyak merek, dan merek baru). Berbagai contoh dalam kehidupan sehari-hari ditambahkan untuk memudahkan pemahaman mengenai materi yang disampaikan.

Materi selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah penilaian pelanggan. Baik buruknya suatu produk akan terlihat dari penilaian yang diberikan oleh pelanggan. Dr Jono menyampaikan jika produk sering mendapatkan keluhan/penilaian, justru baik untuk produk tersebut, karena bisa menjadi dasar untuk melakukan perbaikan dan inovasi produknya yang sesuai dengan apa yang diinginkan pelanggan. Jadi, keluhan tersebut diolah, bukan didiamkan saja. Dr Jono menceritakan pengalamannya memberikan penilaian produk yang dibelinya secara online, sehingga memberikan nilai yang rendah karena produk yang diterima tidak sesuai harapan dan tidak mendapatkan respon yang memuaskan dari penjual. Beliau memberikan tips berbelanja online, yakni membeli produk yang harganya rendah saja, namun jika ingin membeli produk yang harganya tinggi, maka cari informasi sedetail mungkin dan jika perlu mendatangi outlet penjualnya untuk memastikan kualitas produknya.

Di akhir penyampaian materi, Dr Jono memberikan contoh-contoh pengemasan produk yang menarik dari berbagai negara. Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video oleh  Nurul, M.Si mengenai kisah sukses UMKM Rempeyek Ilham di Jambi. Dalam video ini, hal yang menarik adalah pemilik UMKM menggunakan bahan khas lokal daerahnya untuk memproduksi rempeyek, melakukan inovasi, dan pengemasan yang bervariasi serta saluran pemasaran yang beragam. Namun kesuksesan yang didapatkan ini pastinya banyak hambatan yang dilalui, berawal dari keterpaksaan dan modal hanya Rp 10.000. Diskusi dan tanya-jawab dilakukan setelah penyampaian materi. Menjelang pukul 12.00, kegiatan diakhiri dengan foto bersama dan bersama-sama mengucapkan yel-yel penyemangat UMKM Asten Jaya Maju-Maju-Maju. (NHI/NH, 2022)

Dua belas UMKM peserta pelatihan dan trainer
Translate »